AKIBAT BURUK DEMAM PIALA DUNIA

Muqoddimah

Perhelatan akbar Piala Dunia 2018 di Rusia sudah dimulai. Gegap gempita dan berbagai pernik-pernik Piala Dunia menyambut ajang paling bergengsi di dunia sepak bola itupun sudah terasa, termasuk di Indonesia.

Bagi para penggemar sepak bola ikut larut dalam kemeriahan event dunia ini dan menyaksikan kesebelasan unggulan dari tiap negara yang akan menyajikan atraksi, permainan, dan strategi hebat menggocek si kulit bundar demi sebuah gelar bergengsi.

Wabah demam Piala Dunia sudah menjangkiti mayoritas penggila bola, termasuk kaum muslimin nusantara, bahkan juga para penuntut ilmu agama, padahal demam piala dunia memiliki beberapa efek negatif dan pelanggaran agama. Nah, apa saja dampak buruknya?! Mari kita simak bersama ulasan berikut. Semoga bermanfaat.

Hukum Asal Permainan Sepak Bola

Ketahuilah wahai saudaraku seiman bahwa hukum asal permainan dan olah raga adalah boleh-boleh saja selama tidak ada larangannya atau memiliki beberapa pelanggaran syari’at yang lebih banyak daripada maslahatnya.

Sepak bola tidak bisa dihukumi boleh secara mutlak atau tidak boleh secara mutlak, namun harus dilihat terlebih dahulu gambaran permainannya, sifatnya, sisi positif dan negatifnya dan lain sebagainya sehingga bisa dirinci sebagai berikut:

Jika sepak bola tersebut sekedar untuk permainan dan olah raga, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran syari’at di dalamnya seperti melalaikan sholat, judi, fanatik, buka aurat dan lain sebagainya maka hukumnya adalah mubah (boleh).

AKIBAT BURUK DEMAM PIALA DUNIA

Jika sepak bola tersebut dijadikan sebagai pertandingan resmi seperti yang semarak pada zaman sekarang –termasuk piala dunia- yang mengandung banyak pelanggaran dan madharat seperti judi, fanatik, buka aurat, melalaikan sholat dan sebagainya maka hukumnya adalah haram.

Demikianlah kesimpulan penjelasan para ulama dalam masalah ini seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Lajnah Daimah yang diketuai Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syiakh, Syaikh Humud at-Tuwaijiri, Muhammad bin Shalih al- Utsaimin dan lain sebagainya.
Sengaja kami menyampaikan muqoddimah ini, sehingga tidak ada anggapan bahwa tulisan ini bermaksud untuk mengharamkan sepak bola secara mutlak.

Dampak Buruk Demam Piala Dunia

Jika kita cermati dengan kepala dingin, niscaya akan kita dapati beberapa pelanggaran nyata dalam perhelatan piala dunia yang menyihir banyak kalangan ini, di antaranya:

1. Loyal Kepada Orang Kafir

Ini adalah dampak buruk yang sangat berbahaya. Terkadang seorang tidak menyadari bahwa dengan menyaksikan Piala Dunia dapat mengikis aqidahnya tentang wala’ wal baro’ (cinta kepada orang yang beriman dan benci kepada orang kafir) yang merupakan salah satu landasan utama agama seorang hamba. Allah berfirman:

﴿ لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ﴾[المجادلة22] 
(QS. Al-Mujadilah: 22)

Dampak ini sangat nampak nyata terbukti dalam beberapa fenomena berikut:

- Sedih dan menangis ketika tim jagoannya kalah dan gembira jika tim kebanggaannya menang.

- Fanatik dan mencela orang yang mendukung lawan tim pujaannya

- Memakai kaos yang bertuliskan nama-nama atau mengoleksi gambar/foto bintang sepak bola yang kafir seperti Cristian Ronaldo (Partugal), Lionel Messi (Argentina), Neymar (Brazil), dan lain sebagainya.

- Lebih mengunggulkan pemain kafir daripada pemain muslim sehingga mengatakan: Lihatlah orang kafir!! Mereka lebih lihai dan piawai daripada pemain muslim dalam sepak bola.

- Lambang-lambang kekufuran dan vatikan yang gencar dipublikasikan lewat piala dunia seperti salib dan sebagainya, karena memang mereka yang memprogramnya dan paling banyak mendapatkan keuntungan darinya.

- Jangan lupa juga para wanita-wanita supporter bola yang siap meramaikan suasana dengan mengumbar aurat mereka yang sengaja diliput media. Bukankah semua itu adalah manuver orang kafir kepada kita?!!

- Menjadikan bintang bola sebagai idola dan panutan dalam gaya hidup. Banyak kaum muslimin terhipnotis dengan piala dunia yang notabene mayoritas pemainnya adalah dari kaum kafir lalu memiliki pandangan yang salah fatal. Dalam pikiran mereka, orang yang hebat dan bintang serta pahlawan sejati adalah mereka yang piawai mengolah si kulit bundar di lapangan hijau atau memiliki jurus-jurus tertentu dan teknik jitu dalam menendang bola seperti tendangan pisang, tendangan maut, tendangan si Madun dan sebagainya.

Belum lagi pengaruh lainnya, banyak kaum muslimin terpengaruh dengan gaya hidup bintang pemain bola tersebut yang melanggar agama seperti dugem, potongan rambut, tato, minum dengan tangan kiri dan lain sebagainya.

Tidak tersayatkah hati kita tatkala melihat banyak kaum muslimin begitu mengenal para bintang sepak bola spektakuler seperti Lionel Messi, Cristian Ronaldo, Van Persie, Neymar, Rooney, dan sebagainya. Namun jika kamu tanyakan kepada mereka tentang agama seperti syarat La Ilaha Illa Allah, syarat sholat, nama sahabat dan tabi’in, justru mereka tidak mengenalnya!!! Allahul Musta’an.

2. Begadang Malam

Perbedaan waktu antara Negara Eropa dengan Indonesia menjadikan jadwal tayang Piala Dunia yang disiarkan di Televisi kita berkisar sekitar jam 1 hingga jam 3 waktu malam hari, sehingga secara otomatis hal itu menjadikan para penggila bola harus rela untuk melekan (begadang) demi menunggu jadwal tayang dimulai sembari ditemani makanan ringan plus wedang kopi pengusir ngantuk. 

Akibatnya, shalat subuhnya seringkali keteteran atau bahkan kebablasan, aktivitas di pagi hari baik sekolah atau kerja seringkali terbengkalai gara-gara ngantuk dan lemas akibat begadang sampai larut malam, penyakit-penyakit badan yang sudah lumayan “libur” kembali muncul berdatangan karena kondisi fisik yang menurun.

Sungguh betapa banyak pelajar dan pegawai yang terlambat datang atau malas bekerja bahkan mungkin absen karena akibat semalaman tidak tidur sehingga dia meninggalkan amanat yang dibebankan padanya, padahal Allah berfirman:

(QS. An-Nisa’: 58)

Rasululullah memberikan kita tuntunan agar segera istirahat tidur usai sholat isya’ supaya kondisi bugar untuk bangun menjalankan shalat malam dan shalat shubuh.

عَنْ أَبِى بَرْزَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ : كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum ’Isya dan bercakap setelahnya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Dibencinya tidur sebelum ‘Isya karena hal itu dapat melalaikan pelakunya dari shalat ‘Isya sehingga keluar waktunya, sedangkan bergadang setelah isya’ -yang tidak ada manfaatnya- hal itu karena dapat menyebabkan tidur hingga luput shalat shubuh dan luput dari shalat malam”. 

Alangkah bagusnya apa yang diceritakan oleh Imam Malik dalam kitabnya al-Muwattho’ bahwasanya pada suatu hari Umar bin Khotthob tidak melihat Sulaiman bin Abi Hatsmah shalat subuh berjama’ah di masjid. Ketika pagi harinya, Umar pergi ke pasar dan melewati rumahnya Ummu Sulaiman, lantas Umar bertanya: Subuh tadi aku tidak melihat Sulaiman, kemana dia? Ummu Sulaiman menjawab: Tadi malam dia shalat tahajud semalam suntuk hingga tidak kuat bangun dan tertidur lelap. Umar berkata: “Sungguh, aku hadir shalat subuh berjama’ah hal itu lebih aku sukai daripada begadang untuk shalat malam”.

Perhatikanlah kisah ini baik-baik, Umar mencela Sulaiman bin Abi Hatsmah yang begadang untuk shalat dan berdo’a tatkala begadangnya tersebut menjadikannya dari meninggalkan kewajiban (sholat shubuh berjama’ah), lantas bagaimana kiranya orang yang begadang bukan untuk berdoa dan sholat malam, melainkan untuk nonton piala dunia?!! Bukankah itu lebih utama untuk dicela wahai saudaraku?!!!. Subhanallah, akankah kita melalaikan kewajiban sholat hanya karena nonton bola?!! Jika dahulu ada ungkapan para ulama yang sangat indah:

مّنْ شَغَلَهُ الْفَرْضُ عَنِ النَّفْلِ فَهُوَ مَعْذُوْرٌ, وَمَنْ شَغَلَهُ النَّفْلُ عَنِ الْفَرْضِ فَهُوَ مَعْذُوْرٌ
“Siapa yang sibuk dengan kewajiban lalai dari sunnah maka dia diberi udzur. Namun siapa yang sibuk dengan perkara sunnah lalai dari kewajiban maka dia tertipu”.

Fikirkanlah, kita akan menjadi orang-orang yang tertipu jika sibuk melakukan perbuatan sunnah tapi melalaikan yang wajib. Lantas, bagaimana kiranya jika kita meninggalkan kewajiban bukan karena perbuatan sunnah, tetapi karena kecanduan nonton Piala Dunia?!! Bukankah ini orang yang tertipu bin terfitnah, wahai saudaraku?!!

3. Fanatisme Kelompok atau Negara

Fanatik atau dalam bahasa arabnya disebut dengan “Ta’ashub” adalah anggapan yang diiringi sikap yang paling benar dan membelanya dengan membabi buta. Benar dan salahnya, wala’ dan bara’nya diukur dan didasarkan keperpihakan pada golongan. 

Fanatik ini bisa terjadi antar kelompok, organisasi, madzhab, individu, Negara dan lain sebagainya.
Hal ini sering terjadi di Piala dunia, sehingga dia menjadikan negara atau kesebelasan sebagai tolok ukur untuk cinta dan benci. Adapun hadits yang populer:

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الإِيْمَانِ
Cinta tanah air termasuk iman.

Hadits ini tidak ada asalnya. Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Hadits ini sangat masyhur sekali di kalangan masyarakat awam sebagai hadits yang shohih, padahal hadits ini adalah palsu dan dusta, bahkan makna kandungannya juga tidak benar, karena cinta negeri bisa termasuk fanatisme".

Fanatisme memiliki banyak dampak negatif dan kerusakan, diantaranya yang paling menonjol adalah menyebabkan permusuhan, tawuran, perpecahan, pertengkaraan, persaingan tak sehat. Hal yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sangat menganjurkan persatuan dan kedamaian serta menjauhi perpecahan dan persengketaan. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Kaidah agung ini yaitu berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak berpecah belah termasuk kaidah dasar Islam yang paling agung yang sering diwasiatkan oleh Allah dalam kitab-Nya dan Rasulullah dan banyak haditsnya serta celaan kepada orang-orang yang melalaikan kaidah ini”. 

Imam asy-Syaukani mengatakan: “Persatuan hati dan persatuan barisan kaum muslimin serta membendung segala celah perpecahan merupakan tujuan syari’at yang sangat agung dan pokok di antara pokok-pokok besar agama Islam. Hal ini diketahui oleh setiap orang yang mempelajari petunjuk Nabi yang mulia dan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah”. 

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata: “Sesungguhnya kaidah agama yang paling penting dan syari’at para Rasul yang paling mulia adalah memberikan nasehat kepada seluruh umat dan berupaya untuk persatuan kalimat kaum muslimin dan kecintaan sesama mereka, serta berupaya menghilangkan permusuhan, pertikaian dan perpecahan di antara mereka. 

Kaidah ini merupakan kebaikan yang sangat diperintahkan dan melailaikannya merupakan kemunkaran yang sangat dilarang. Kaidah ini juga merupakan kewajiban bagi setiap umat, baik ulama, pemimpin maupun masyarakat biasa. Kaidah ini harus dijaga, diilmui dan diamalkan karena mengandung kebaikan dunia dan akherat yang tiada terhingga”.

4. Judi

Judi adalah transaksi oleh kedua pihak untuk memiliki barang atau jasa yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan pada hal-hal yang tidak jelas hasilnya seperti suatu aksi atau perlombaan.

Di antara bentuk judi misalnya jika ada dua kubu melakukan permainan lalu masing-masing mengeluarkan sejumlah uang dengan syarat siapa yang menang maka dia berhak mengambil seluruh uang tersebut. Contoh lainnya jika ada dua orang atau lebih pasang taruhan dengan mengatakan:

“Jika yang menang dalam pertandingan nanti adalah Spanyol maka saya yang menang dan berhak mendapatkan uang taruhan, tapi jika yang menang adalah Brazil maka kamu yang berhak”. Semua ini hukumnya haram karena perjudian yang diharamkan oleh Allah.

(QS. Al-Maidah: 90-91)

Para ulama telah sepakat melarang semua bentuk perjudian, bahkan dalam permainan kelereng untuk anak-anak. Ibnu Abdil Barr meriwayatkan bahwa Ibnu Umar melarang anak-anak kecil yang bermain kelereng dengan taruhan.

Judi dan taruhan bola bukan suatu hal yang rahasia lagi dalam Piala Dunia, terutama oleh para penonton yang mengidolakan tim pujaannya dari negara-negara kuat kandidat juara piala dunia 2014 seperti Brazil sebagai tuan rumah, Spanyol sebagai juara bertahan, Jerman dan Italia yang pernah menyabet gelar juara. 

Seiring dengan itu, sangat laris dunia klenik dan jasa ramalan taruhan; mbah dukun, peramal, togel, bursa taruhan, prediksi akurat, begitu semarak di dunia maya, bahkan sekarang sudah ada judi jenis “judi online”. Wallahu Al-Musta’an.

Dan jika sudah terjadi judi, maka jangan tanyakan lagi dampak buruknya. Di antara pengaruh buruknya piala dunia adalah keretakan hubungan keluarga. Betapa banyak istri dan anak menjadi korban tamparan dan dambratan sanga ayah ketika tim unggulannya kalah dalam sepak bola. Betapa banyak istri mengeluh dan marah karena suami melalaikan kewajiban dan mengindahkan mereka jika sudah larut asyik menonton piala dunia, apalagi jika mengganggu pulasnya tidur mereka dan anak-anak karena teriakan di tengah heningnya malam suara: “Gooooooooolll”.!!!

5. Menyia-Nyiakan Waktu

Waktu adalah sesuatu yang amat berharga dan mahal harganya.

الْوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عُنِيْتَ بِحِفْظِهِ
وَأَرَاهُ أَسْهَلَ مَا عَلَيْكَ يَضِيْعُ
Waktu adalah barang paling berharga yang harus kamu perhatikan
Namun aku melihat justru yang paling kamu gampang kamu remehkan.

Allah bersumpah seringkali dengan waktu sebagai bukti akan urgensinya dan keagungannya. Alloh berfirman:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS.al-Ashr: 1-3).

Rasulullah juga sering mengingatkan agar kita menggunakan waktu semaksimal mungkin. Rasulullah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu di dalamnya; nikmat sehat dan waktu luang.

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ وَ عَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ فِيْهِ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَ أَنْفَقَهُ وَ عَنْ جِسْمِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ 
Tidak akan bergeser kedua kaki hamba sampai ditanya tentang empat hal: tentang umurnya untuk apa di habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang harta dari mana dan untuk apa dia belanjakan dan tentang badannya untuk apa dia lelahkan. (HR. Tirmidzi 2417 dan dihasankan al-Albani dalam Ash-Shahihah 946)

Seorang muslim sejati adalah yang menghabiskan waktunya untuk kebaikan, bukan kemaksiatan dan dosa atau hal-hal yang tidak ada faedahnya. Seorang muslim sejati seharusnya meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat dalam kehidupannya. Rasulullah bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.

Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: “Pokok bagusnya ketenangan jiwa adalah dengan menyibukkan diri dalam perkara yang bermanfaat. Dan hancurnya jiwa adalah dengan tenggelam dalam perkara yang tidak bermanfaat”.

Sungguh, betapa banyak waktu yang terbuang sia-sia karena melototi bola yang dijadikan rebutan oleh para pemainnya dalam Piala Dunia bahkan mereka harus jungkir balik memperebutkannya!. Aduhai, alangkah indahnya waktu tersebut jika digunakan untuk ketaatan dan amal kebajikan. Maka mulai detik ini, marilah kita menyadari betapa mahalnya waktu yang terus berjalan ini. Isilah waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. 

Jangan kau sia-siakan!! Alangkah menariknya tatkala Syaikh Jamaluddin Al-Qosimi melewati beberapa orang yang menyia-nyiakan waktunya di warung, beliau berkata: “Demi Allah, seandainya waktu mereka bisa dibeli, maka akan aku beli”!!!

FATWA ULAMA TENTANG PIALA DUNIA

Dalam Fatwa Lajnah Daimah 15/239 no fatwa 18951 perah ada pertanyaan yang diajukan kepada lembaga fatwa Saudi Arabia tersebut:

Soal: Apa hukum menonton pertandingan sepak bola dalam Piala Dunia dan sejenisnya?!
Jawaban: Sepak bola yang di dalamnya ada taruhan untuk mendapatkan piala hukumnya adalah haram karena termasuk perjudian karena tidak boleh mengambil hadiah pertandingan kecuali yang diizinkan syari’at yaitu lomba kuda, unta dan memanah. Oleh karenanya, menghadiri dan menyaksikan pertandingan seperti ini hukumnya haram karena berarti menyetujuinya.

Adapun apabila sepak bola tersebut tidak ada unsure perjudiannya, tidak melalaikan kewajiban sholat dan lainnya, dan tidak mengandung kemungkaran seperti buka aurat, campur baur lelaki perempuan atau nyanyian, maka hukumnya boleh. Demikian juga menyaksikannya boleh. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad. 

Lajnah Daimah lil Buhuts Ilmiyyah wal Ifta’
Ketua: Abdul Aziz bin Baz. Wakil ketua: Abdul Aziz Alu Syaikh. Anggota: Shalih bin Fauzan dan Bakr bin Abdillah Abu Zaid.

PENUTUP

Akhirnya, kami menasehatkan kepada para saudara kami penggila bola dan piala dunia: “Sesungguhnya kita semua diciptakan oleh Allah di dunia ini untuk tujuan mulia yaitu beribadah hanya kepada Allah bukan untuk bermain dan larut dalam permainan. Marilah kita semua focus kepada tujuan hidup dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak ada faedahnya”. Semoga Allah menjadikan kita semua hamba-hambaNya yang mendengarkan nasehat dan mengamalkannya. Amiin.

Tidak ada komentar: