Larangan Menghina Dengan Nama Binatang

Larangan Menghina Dengan Nama Binatang

Bagimu yang gemar mencela dan gemar menghina dengan julukan-julukan binatang, perhatikan..!

Imam An Nawawi رَحِمَهُ الله berkata :

“Diantara lafadz yang tercela yang biasa digunakan orang untuk mencela orang yang berselisih denganya adalah perkataan ‘wahai keledai‘, ‘wahai kambing‘, ‘wahai anjing‘ atau semacamnya. Perkataan ini tercela dari 2 sisi: (1) itu merupakan dusta, (2) itu merupakan gangguan terhadap orang lain.” (Kitab Al Adzkar 365)

Sa’id bin Al Musayyab رَحِمَهُ الله berkata :

“Jangan engkau berkata kepada temanmu ‘wahai keledai‘, ‘wahai anjing‘, ‘wahai babi‘. Sehingga kelak di hari kiamat engkau akan ditanya: ’apakah engkau melihat aku diciptakan sebagai anjing atau keledai atau babi?’.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5/282)

Ibrahim An Nakha’i رَحِمَهُ الله berkata :

“Mereka (para tabi’in) dahulu mengatakan, jika seseorang mencela orang lain dengan perkataan ‘wahai keledai‘, ‘wahai anjing‘, ‘wahai babi‘ maka kelak Allah Ta’ala akan bertanya kepadanya di hari kiamat: ‘apakah engkau melihat Aku menciptakan (dia) sebagai anjing atau keledai atau babi?’.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5/238)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda :

المتسابان ماقالا، فعلى البادي منهما حتى يعتدي المظلوم
“Dosa akibat perkataan dua orang yang saling memaki menjadi tanggungan orang yang memulainya, sampai orang dizalimi melewati batas”. (HR. Muslim 2567)

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.“ (QS. Al Hujuraat :11)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di رَحِمَهُ الله menjelaskan:

“Padahal boleh jadi pihak yang dicela itu justru lebih baik daripada pihak yang mencela. Bahkan inilah realita yang sering terjadi. Sesungguhnya celaan itu tidak akan muncul kecuali dari orang yang hatinya penuh dengan akhlak yang buruk, dan perilaku yang tercela.“ Oleh karenanya Rasulullah ﷺ bersabda :

بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم
“Cukuplah seseorang itu dikatakan jelek manakala dia merendahkan saudaranya (muslim).” (Taisiir Al Kariimi Ar Rahman QS. Al Hujarat).

Semoga bermanfaat. إِنْ شَاءَ اللّٰهُ

#UstAbdullahBinSuyitno
@shahihfiqih
@muslim.ittiba

Tidak ada komentar: