Syeikh Utsaimin ditanya Puasanya Orang Yang Meninggalkan Shalat

puasa tapi tidak sholat

Pertanyaan:

Sebagian Ulama kaum muslimin mencela orang yang berpuasa tetapi tidak shalat, karena shalat tidak termasuk puasa. Saya ingin berpuasa agar dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang masuk Surga melalui pintu Ar-Rayyan. Dan yang diketahui, antara Ramadhan dengan Ramadhan selanjutnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya. Saya mohon penjelasannya. Semoga Allah menunjuki Anda.

Jawaban:
Orang-orang yang mencela Anda karena Anda puasa tetapi tidak shalat, mereka benar dalam mencela Anda, karena shalat itu tiangnya agama Islam, dan Islam itu tidak akan tegak kecuali dengan shalat. Orang yang meninggalkan shalat berarti kafir, keluar dari agama Islam, dan orang kafir itu, Allah tidak akan menerima puasanya, shadaqahnya, hajinya dan amal-amal shalih lainnya.

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وما منعهم أن تقبل منهم نفقاتهم إلا أنهم كفروا بالله وبرسوله ولا يأتون الصلاة إلا وهم كسالى ولا ينفقون إلا وهم كارهون
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." [QS. At-Taubah/9: 54]

Karena itu, jika Anda berpuasa tapi tidak shalat, maka kami katakan bahwa puasa Anda batal, tidak sah dan tidak berguna di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tidak mendekatkan Anda kepadaNya. Sedangkan apa yang Anda sebutkan, bahwa antara Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya adalah menghapus dosa-dosa di antara keduanya, kami sampaikan kepada Anda, bahwa Anda tidak tahu hadits tentang hal tersebut.

Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
"Shalat-shalat yang lima dan Jumat ke Jumat serta Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa di antara itu apabila dosa-dosa besar dijauhi." [HR. Muslim, kitab Ath-Thaharah, 233]

Nabi shallallahu 'alaihi wa salam telah mensyaratkan untuk penghapusan dosa-dosa antara satu Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya dengan syarat dosa-dosa besar dijauhi. Sementara Anda, Anda malah tidak shalat, Anda puasa tapi tidak menjauhi dosa-dosa besar. Dosa apa yang lebih besar dari meninggalkan shalat. Bahkan meninggalkan shalat itu adalah kufur. Bagaimana puasa Anda bisa menghapus dosa-dosa Anda sementara meninggalkan shalat itu suatu kekufuran, dan puasa Anda tidak diterima.

Hendaklah Anda bertaubat kepada Allah dan melaksanakan shalat yang telah diwajibkan Allah atas diri Anda, setetah itu Anda berpuasa. Karena itulah ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda:

فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ أَطَاعُوا لَكَ فِي ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
"Maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka mematuhimu maka beritahukanlah mereka bahwa *Allah telah mewajibkan lima shalat dalam sehari semalam." [HR. Al-Bukhari, kitab Az-Zakah (1393), Muslim, kitab Al-Iman (1)]

Beliau memulai perintah dengan shalat, lalu zakat setelah dua kalimat syahadat.

Referensi: Syaikh Ibnu Utsaimin, Fatawa Ash-Shiyam, dikumpulkan oleh Muhammad Al-Musnad, hal. 34.

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Tidak ada komentar: