3 tingkatan sabar dalam tauhid dan 4 tingkatan dalam menghadapi musibah dan ujian

4 tingkatan sabar agar hidup kita bahagian dunia-akhirat

Salah satu pelajaran TAUHID yang sangat berguna adalah mempelajari tingkatan sabar

• Mungkin banyak yang mengira bahwa sabar itu hanya sabar menghadapi musibah saja, ternyata dalam pelajaran TAUHID sabar ada 3 macam:

1. Bersabar menjalankan ketaatan
2. Bersabar tidak melakukan yang diharamkan

3. Bersabar menghadapi takdir Allah baik musibah maupun nikmat

➡️ Contohnya: ada yang sangat sabar shalat malam, tapi tidak sabar dengan godaan wanitabu

4. Tingkatan sabar dalam menghadapi musibah dan ujian

1. Marah

Bisa jadi tidak terima dengan takdir Allah, ini bisa mengurangi Tauhid seseorang bahkan bisa terjerumus dalam kesyirikan karena mencela takdir Allah

2. Sabar

hatinya mungkin terasa pedih tetapi ia masih mampu menahan diri dari perbuatan menentang takdir Allah, misalnya mencela atau “mengamuk” banting sesuatu

3. Ridha

Hatinya sama saja ketika mendapat musibah atau nikmat dan dia berusaha ridha, ketika ada rasa tidak menerima, ia berusaha lawan dan ridha

4. Bersyukur

Inilah tingkatan tertinggi, ia tahu hakikat musibah, menerima takdir, itulah yang terbaik, menghapuskan dosa, meningkatkan derajat, bisa jadi menghadap Allah tanpa dosa sama sekali kelak

Semoga kita termasuk dalam tingkatan yang bersyukur, walaupun berat, badai pasti berlalu, betapa banyak kita telah melewati musibah yang lebih berat dari sayang dan dunia tetap saja berlalu tanpa bekas
Agar bisa bersabar tingkat tertinggi kita harus belajar TAUHID asma wa sifat untuk mengenal sifat Allah, tatkala terkena musibah, ingatlah sifat Allah

>> Yaitu lebih sayang terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada bayinya di buaian setelah lama terpisah dengan bayinya karena bayinya hilang

Dari Umar bin Al Khattabradhiallahu ‘anhu , beliau menuturkan :

ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﺒﻲ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﻗﺪ ﺗﺤﻠﺐ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﺗﺴﻘﻲ، ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﺕ ﺻﺒﻴﺎً ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﺃﺧﺬﺗﻪ، ﻓﺄﻟﺼﻘﺘﻪ ﺑﺒﻄﻨﻬﺎ ﻭﺃﺭﺿﻌﺘﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻨﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : (ﺃﺗﺮﻭﻥ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺭﺣﺔ ﻭﻟﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ). ﻗﻠﻨﺎ: ﻻ، ﻭﻫﻲ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﺮﺣﻪ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.

Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami, “Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”

Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

Semoga kita bisa mengamalkan ilmu kita

Ustadz Raehanul Bahraen (Muslimafiyah)

Tidak ada komentar: